Mengenal Retinoblastoma, Kanker Mata Anak yang Sangat Berisiko
Retinoblastoma adalah tumor ganas yang tumbuh di retina — lapisan dalam mata — dan paling sering ditemui pada bayi atau anak-anak usia 5 tahun ke bawah. Meski termasuk kanker mata, retinoblastoma memiliki potensi yang sangat serius, bahkan bisa menjadi penyebab kematian jika terlambat ditangani.
Menurut Prof. dr. Rita Sita Sitorus, SpM (K), dari FKUI-RSCM, retinoblastoma adalah penyebab kematian anak nomor dua di Indonesia setelah leukemia pada kasus kanker anak yang ditangani di rumah sakit tersebut. Di RSCM sendiri ada sekitar 40 kasus baru retinoblastoma setiap tahun.
Tanda dan Gejala yang Harus Diwaspadai
Beberapa gejala yang sering muncul pada anak dengan retinoblastoma antara lain:
Leukokoria — pupil atau bagian tengah mata tampak putih saat terkena cahaya (kadang disebut “mata kucing”)
Mata juling (strabismus)
Perubahan penglihatan atau gangguan penglihatan
Mata terasa nyeri, mata merah, atau bengkak
Gejala-gejala tersebut kadang disalahartikan sebagai penyakit mata ringan, sehingga diagnosis sering terlambat. Ketika sudah masuk stadium lanjut, risiko kerusakan mata atau penyebaran ke bagian tubuh lain semakin tinggi.
Penyebab & Faktor Risiko
Penyebab utama retinoblastoma adalah mutasi genetik, khususnya gen RB1, yang mengendalikan pertumbuhan sel retina. Mutasi ini bisa terjadi spontan atau diturunkan dari orang tua.
Belum ada faktor lingkungan pasti yang terbukti menyebabkan retinoblastoma, namun mutasi genetik menjadi penyebab yang paling banyak disoroti.
Pentingnya Deteksi Dini
Peluang keberhasilan pengobatan retinoblastoma sangat bergantung pada seberapa dini penyakit ini terdeteksi. Bila ditemukan sejak stadium awal, kemungkinan mempertahankan fungsi mata atau bahkan menghindari operasi pengangkatan bola mata bisa lebih besar.
Salah satu hambatan utama adalah kurangnya kesadaran orang tua dan misdiagnosis oleh tenaga medis, yang mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan. Selain itu, pemeriksaan genetik dan skrining retina massal sulit diterapkan bagi seluruh populasi karena biaya dan kapasitas terbatas.
Pengobatan yang Bisa Dilakukan
Pilihan terapi tergantung pada ukuran, lokasi, dan penyebaran tumor. Beberapa metode pengobatan retinoblastoma antara lain:
Kemoterapi (obat penekan sel kanker)
Terapi laser untuk menghentikan suplai darah ke tumor
Krioterapi (membekukan sel kanker)
Operasi pengangkatan bola mata (enukleasi) pada kasus yang parah
Beberapa terobosan baru, seperti pemberian obat melalui arteri mata, sedang dikembangkan untuk mengurangi kebutuhan pengangkatan mata. Namun, ketersediaan jenis terapi ini masih terbatas di Indonesia.